10 Wilayah di Indonesia dengan Kualitas Udara Tidak Sehat

Kualitas udara di Indonesia masih menjadi permasalahan serius di banyak wilayah. Berdasarkan hasil pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, setidaknya ada 10 wilayah di Indonesia dengan tingkat pencemaran udara paling parah.

Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai faktor, seperti emisi kendaraan bermotor, asap pabrik, pembakaran sampah, maupun debu halus (PM10 dan PM2,5). Jika terus menerus terpapar polusi udara, tentu sangat berbahaya bagi kesehatan.

Berikut ini adalah 10 wilayah di Indonesia dengan kualitas udara paling buruk berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU):

1. Jakarta

Jakarta menempati peringkat tertinggi sebagai wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Berdasarkan data 2021, rata-rata ISPU Jakarta mencapai 88,9. Angka ini jauh melebihi ambang batas aman yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebesar 50.

Tingginya tingkat pencemaran udara di Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Kepadatan kendaraan bermotor yang tinggi. Diperkirakan ada sekitar 15 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta.
  • Aktivitas industri yang padat menghasilkan emisi gas buang.
  • Asap pembakaran sampah di sejumlah tempat.
  • Topografi Jakarta yang landai, sehingga menghambat sirkulasi udara.

Akibatnya, udara di Jakarta dipenuhi partikel debu (PM10 dan PM2,5) yang berbahaya bagi kesehatan pernapasan. Warga Jakarta mudah terserang ISPA dan gangguan saluran pernapasan lainnya.

2. Bandung

Kota Bandung menempati peringkat kedua wilayah dengan kualitas udara terburuk setelah Jakarta. Pada 2021, rata-rata ISPU Bandung mencapai 74,3.

Beberapa penyebab tingginya pencemaran udara di Bandung adalah:

  • Banyaknya pabrik di Kawasan Industri Bandung yang mengeluarkan asap.
  • Topografi yang dikelilingi gunung menyebabkan polutan terperangkap.
  • Volume kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya.

Akibatnya, warga Bandung juga rentan terhadap berbagai penyakit pernapasan, mulai dari batuk, sesak napas, hingga kanker paru-paru. Anak-anak dan orang tua adalah kelompok paling rentan.

3. Medan

Kota Medan menempati peringkat ketiga wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Pada 2021, rata-rata ISPU Medan mencapai 71,7.

Beberapa penyebabnya adalah:

  • Asap kendaraan bermotor dan emisi pabrik yang menumpuk di udara.
  • Aktivitas pelabuhan dan feri kapal di Medan yang mengeluarkan asap.
  • Kebakaran hutan dan lahan di sekitar Medan.

Tingginya kadar polutan udara di Medan berpotensi memicu munculnya beragam penyakit ISPA dan gangguan fungsi paru-paru.

4. Palembang

Kota Palembang menempati peringkat keempat wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Pada 2021, rata-rata ISPU Palembang mencapai 65,7.

Beberapa faktor penyebabnya adalah:

  • Asap pembangkit listrik tenaga uap di sekitar Palembang.
  • Emisi dari aktivitas Kilang Palembang.
  • Partikel debu akibat lalu lintas kendaraan yang padat.

Tingginya pencemaran udara di Palembang berisiko menimbulkan gangguan fungsi paru, infeksi saluran pernapasan, hingga kanker paru-paru.

5. Bekasi

Bekasi yang merupakan satelit kota Jakarta menempati peringkat kelima wilayah dengan kualitas udara terburuk. Pada 2021, rata-rata ISPU Bekasi mencapai 65.

Beberapa penyebabnya antara lain:

  • Debu dan asap kendaraan dari lalu lintas Jakarta-Cikampek.
  • Emisi pabrik di sekitar Kawasan Industri MM2100 Bekasi.
  • Asap pembakaran sampah secara liar.

Paparan polutan ini berisiko memicu penyakit ISPA dan gangguan fungsi paru-paru pada warga Bekasi.

6. Surabaya

Kota Surabaya menempati peringkat keenam wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Pada 2021, rata-rata ISPU Surabaya mencapai 63,7.

Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

  • Emisi kendaraan bermotor dan angkutan umum di Surabaya yang padat.
  • Asap pembakaran sampah yang masih marak.
  • Emisi dari aktivitas Pelabuhan Tanjung Perak.

Akibatnya, warga Surabaya juga berisiko mengalami gangguan sistem pernapasan jika terpapar polutan ini dalam jangka panjang.

7. Batam

Kota Batam menempati peringkat ketujuh wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Pada 2021, rata-rata ISPU Batam mencapai 61.

Beberapa faktor penyebabnya adalah:

  • Asap kendaraan bermotor dan emisi dari Pelabuhan Batu Ampar.
  • Emisi pembangkit listrik yang menggunakan batu bara.
  • Debu halus dari kegiatan konstruksi dan lahan terbuka.

Warga Batam berisiko terkena ISPA dan penyakit sistem pernapasan lainnya akibat paparan polutan ini.

8. Bogor

Kota Bogor menempati peringkat kedelapan wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Pada 2021, rata-rata ISPU Bogor mencapai 60,3.

Beberapa penyebabnya antara lain:

  • Volume lalu lintas dari arah Jakarta yang padat sehingga meningkatkan emisi kendaraan.
  • Asap pabrik yang berlokasi di sepanjang tol Jagorawi.
  • Aktivitas industri dan pergudangan di wilayah Bogor.

Akibatnya, warga Bogor juga berisiko terkena penyakit sistem pernapasan akibat polusi udara.

9. Balikpapan

Kota Balikpapan menempati peringkat kesembilan wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Pada 2021, rata-rata ISPU Balikpapan mencapai 56.

Beberapa faktor penyebabnya adalah:

  • Asap pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara.
  • Aktivitas Kilang Balikpapan yang melepaskan emisi.
  • Lalu lintas truk batu bara dari tambang ke pelabuhan.

Polusi udara di Balikpapan berpotensi memicu munculnya penyakit sistem pernapasan pada warga kota.

10. Tangerang

Kota Tangerang menempati peringkat kesepuluh wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Pada 2021, rata-rata ISPU Tangerang mencapai 55,3.

Beberapa penyebab utamanya adalah:

  • Volume lalu lintas dari dan ke arah Jakarta yang padat.
  • Banyaknya pabrik industri di sepanjang jalan tol Jakarta-Merak.
  • Kebakaran hutan dan sampah di sejumlah lokasi.

Tingginya paparan polutan ini juga berbahaya bagi kesehatan warga Tangerang.

Monitoring Kualitas Udara Perlu Ditingkatkan

Data kualitas udara di 10 wilayah tersebut menunjukkan masih buruknya kualitas udara di Indonesia. Pencemaran udara perlu ditangani secara serius oleh pemerintah daerah dan pusat.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:

  • Memperketat standar emisi kendaraan bermotor dan industri.
  • Meningkatkan kualitas bahan bakar untuk mengurangi emisi.
  • Melakukan penghijauan di wilayah perkotaan.
  • Mengembangkan transportasi publik yang nyaman dan terjangkau agar warga beralih dari kendaraan pribadi.
  • Melakukan pengujian emisi kendaraan bermotor secara berkala.
  • Memberikan sanksi tegas bagi pelanggar standar emisi.
  • Melakukan pemantauan kualitas udara secara real time di banyak titik.

Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan kualitas udara di Indonesia bisa semakin membaik dan warga terhindar dari risiko kesehatan akibat polusi udara. Kementerian Lingkungan Hidup dan instansi terkait harus bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menangani masalah ini.

Kesimpulan

Kualitas udara di Indonesia, khususnya di 10 wilayah yang disebutkan di atas, masih jauh dari standar aman untuk kesehatan. Tingginya pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, asap pabrik, pembakaran sampah, dan lainnya.

Jika hal ini dibiarkan terus menerus tanpa pengendalian yang baik, maka akan semakin banyak warga yang menderita penyakit akibat polusi udara. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian pencemaran udara perlu dilakukan secara komprehensif di seluruh wilayah Indonesia untuk menciptakan kualitas udara yang lebih baik.

FAQ

Apa saja penyebab utama buruknya kualitas udara di Indonesia?

Beberapa penyebab utama buruknya kualitas udara di Indonesia antara lain emisi kendaraan bermotor, asap pabrik industri, pembakaran sampah, kebakaran hutan, serta topografi wilayah perkotaan yang tidak mendukung sirkulasi udara.

Mengapa kualitas udara di Jakarta paling buruk di Indonesia?

Kualitas udara di Jakarta paling buruk karena memiliki kepadatan kendaraan bermotor dan aktivitas industri yang sangat tinggi. Selain itu, sirkulasi udaranya kurang karena topografi yang landai. Hal ini menyebabkan penumpukan berbagai polutan udara.

Bagaimana dampak polusi udara bagi kesehatan?

Polusi udara berdampak buruk bagi kesehatan, seperti memicu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), bronkitis, asma, hingga kanker paru-paru. Polusi udara juga bisa memperparah kondisi penyakit jantung dan paru-paru kronis.

Apa saja yang bisa dilakukan untuk menangani polusi udara di Indonesia?

  • Memperketat standar emisi kendaraan dan industri
  • Penghijauan di perkotaan
  • Pengembangan transportasi publik
  • Pengujian emisi berkala
  • Pemantauan kualitas udara
  • Memberikan sanksi pelanggar standar emisi
  • Meningkatkan kualitas bahan bakar
  • Gerakan masyarakat hidup sehat dan ramah lingkungan

Siapa saja yang bertanggung jawab dalam upaya perbaikan kualitas udara di Indonesia?

Pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah daerah, masyarakat, pelaku industri, dan produsen kendaraan bermotor merupakan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk bersama-sama memperbaiki kualitas udara di Indonesia.

Tinggalkan komentar