Kualitas Udara 2023 di Indonesia Memburuk, Ini Penyebab dan Dampaknya

Kualitas udara di Indonesia belakangan ini terus menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), indeks kualitas udara (IKU) di Indonesia sepanjang tahun 2022 berada pada kondisi tidak sehat hingga sangat tidak sehat. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.

Jika dilihat dari trennya, diperkirakan kualitas udara di Indonesia pada tahun 2023 akan semakin memburuk. Terdapat beberapa faktor utama yang menjadi penyebabnya, di antaranya adalah pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor, pencemaran udara dari kegiatan industri, serta pencemaran akibat kebakaran hutan dan lahan.

Kondisi kualitas udara yang semakin memburuk tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Beberapa dampak kesehatan yang ditimbulkan di antaranya adalah meningkatnya kasus ISPA, gangguan fungsi paru, hingga risiko kanker akibat paparan polutan udara dalam jangka panjang. Selain itu, buruknya kualitas udara juga berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim yang saat ini tengah dihadapi dunia.

Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai upaya serius dan terintegrasi dari semua pihak untuk mengendalikan dan meningkatkan kualitas udara di Indonesia. Berikut ini pembahasan lebih lengkap mengenai kondisi kualitas udara 2023 di Indonesia yang diperkirakan semakin memburuk, termasuk analisis penyebab dan berbagai dampak yang ditimbulkannya.

Kondisi Kualitas Udara di Indonesia pada 2023 Diperkirakan Semakin Memburuk

Berdasarkan data dan tren dalam beberapa tahun terakhir, kualitas udara di Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan akan semakin memburuk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari beberapa indikator berikut:

1. Meningkatnya jumlah kota dengan kualitas udara buruk

Data KLHK menunjukkan terjadi peningkatan jumlah kota di Indonesia dengan kualitas udara kategori tidak sehat dan sangat tidak sehat. Pada 2018 terdapat 25 kota dengan IKU merah, meningkat menjadi 72 kota di tahun 2022. Artinya semakin banyak kota dengan kadar polutan udara yang melebihi ambang batas yang ditetapkan.

2. Polusi partikel PM2,5 yang makin meningkat

Partikel PM2,5 merupakan partikel polutan udara berbahaya yang berukuran sangat kecil dan mampu menembus paru-paru. Data KLHK menunjukkan rata-rata konsentrasi PM2,5 di udara ambien perkotaan Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada 2018 rata-rata konsentrasi PM2,5 sebesar 15 μg/m3, naik menjadi 27 μg/m3 di 2022.

3. Peningkatan episode polusi asap tahunan

Sepanjang tahun 2022, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya ada 1.093 titik kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Episode polusi asap akibat kebakaran hutan cenderung terjadi hampir setiap tahun dan diperkirakan akan semakin parah pada 2023 jika tidak ditangani dengan baik.

Dengan melihat tren di atas, para pakar memperkirakan kualitas udara di Indonesia pada 2023 dipastikan akan lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya jika tidak ada perbaikan berarti dalam pengendalian polusi udara.

Faktor Utama Penyebab Memburuknya Kualitas Udara di Indonesia

Merosotnya kualitas udara di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor utama berikut ini:

1. Meningkatnya Emisi Kendaraan Bermotor

Emisi gas buang dari kendaraan bermotor, terutama di perkotaan, merupakan penyumbang polusi udara terbesar di Indonesia. Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus meningkat rata-rata 7-10% per tahun.

Emisi kendaraan bermotor ini didominasi oleh sepeda motor yang mencapai 80% dari total kendaraan nasional. Umumnya kendaraan di Indonesia masih menggunakan bahan bakar bensin dan solar konvensional yang menghasilkan emisi tinggi.

2. Pencemaran Udara dari Kegiatan Industri

Kegiatan pabrik dan industri pengolahan, terutama yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, juga turut menyumbang polusi udara ambien perkotaan di Indonesia.

Asap dan gas buang dari cerobong pabrik yang tidak melalui proses pengolahan limbah dengan benar akan langsung terlepas ke udara. Beberapa industri besar bahkan tercatat sering mengeluarkan emisi melebihi baku mutu yang ditetapkan.

3. Peningkatan Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut

Kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia setiap tahunnya selalu terjadi, bahkan cenderung meningkat, dan menimbulkan dampak asap tebal menyelimuti kawasan Indonesia bagian Barat hingga Malaysia dan Singapura.

Faktor alam kering dan panas ekstrem, ditambah faktor manusia yang sengaja membakar untuk pembukaan lahan, menjadi penyebab utama kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Asapnya tentu sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Tabel Perbandingan Rata-Rata Emisi Sumber Pencemar Udara di Indonesia

Sumber EmisiRata-Rata Emisi per Tahun
Kendaraan bermotor70%
Aktivitas industri20%
Kebakaran hutan dan lahan10%

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sektor transportasi melalui emisi kendaraan bermotor menjadi penyumbang polusi udara terbesar di Indonesia, yaitu sekitar 70% dari total emisi pencemar udara setiap tahunnya.

Oleh karena itu upaya pengendalian kualitas udara di Indonesia harus lebih fokus pada pengurangan emisi dari sektor transportasi, terutama di kota-kota besar, jika ingin melihat perbaikan kualitas udara yang signifikan.

Berbagai Dampak Buruk Memburuknya Kualitas Udara Bagi Kesehatan dan Lingkungan

Memburuknya kualitas udara tentu akan berdampak sangat buruk, baik bagi kesehatan masyarakat maupun bagi ekosistem dan lingkungan secara luas. Beberapa dampak penting yang perlu dicermati adalah:

1. Meningkatnya Kasus ISPA dan Gangguan Pernapasan

Polutan udara seperti PM2,5 dan SO2 dapat masuk ke dalam saluran pernapasan dan mengganggu sistem pernapasan. Hal ini berisiko meningkatkan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) seperti pneumonia, bronkitis, faringitis, dan lainnya.

Paparan jangka panjang polutan udara juga dapat menyebabkan penyakit paru-paru kronis seperti emfisema dan asma. Anak-anak dan lansia adalah kelompok yang paling rentan terkena dampaknya.

2. Risiko Kanker akibat Paparan Polutan Beracun

Beberapa jenis polutan udara seperti benzena, formaldehida, dan hidrokarbon aromatik bersifat karsinogenik dan dapat memicu kanker. Paparan polutan ini dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, kanker darah, hingga kanker otak.

3. Meningkatnya Kasus Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Paparan partikel halus PM2,5 dalam jangka panjang dapat menyebabkan stres oksidatif dan peradangan pada pembuluh darah serta jantung. Kondisi ini memicu aterosklerosis yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke pada penduduk kota dengan udara kotor.

4. Berkontribusi pada Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana yang dilepas dari aktivitas manusia seperti emisi kendaraan bermotor dan pembakaran bahan bakar fosil akan terperangkap di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global serta perubahan iklim ekstrem.

5. Terganggunya Produktivitas dan Perekonomian

Tenaga kerja yang sakit akibat paparan polusi udara akan menurunkan produktivitas kerja dan meningkatkan pengeluaran untuk perawatan kesehatan. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kerugian ekonomi yang besar bagi negara.

6. Rusaknya Ekosistem Alam dan Biodiversitas

Polutan udara dan gas rumah kaca juga berdampak buruk bagi ekosistem alam seperti kepunahan spesies hewan dan tumbuhan, terganggunya proses fotosintesis, dan rusaknya terumbu karang akibat hujan asam.

Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Udara di Indonesia

Untuk mengatasi masalah kualitas udara Indonesia yang kian memburuk, berikut ini beberapa rekomendasi solusi yang bisa dilakukan:

1. Mengurangi Emisi dari Sektor Transportasi

  • Meningkatkan angkutan umum massal dan fasilitas transportasi ramah lingkungan.
  • Memberlakukan uji emisi berkala bagi kendaraan.
  • Mendorong penggunaan energi terbarukan seperti BBN, hidrogen, dan kendaraan listrik.
  • Membatasi usia kendaraan penumpang dan angkutan barang di jalan.
  • Menyiapkan lebih banyak lajur dan fasilitas khusus sepeda dan pejalan kaki.

2. Penerapan Teknologi Pengendalian Polusi di Industri

  • Memasang alat pengendali polusi seperti electrostatic precipitator, scrubber, dan filter cerobong asap pabrik.
  • Menerapkan teknologi ramah lingkungan dan efisiensi energi pada proses produksi.
  • Melakukan daur ulang limbah industri untuk bahan baku.
  • Menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih bersih seperti gas alam.

3. Pengelolaan Lahan Gambut dan Hutan yang Berkelanjutan

  • Melakukan rewetting dan reboisasi lahan gambut untuk mencegah kebakaran.
  • Penerapan teknik zero burning untuk pembukaan lahan perkebunan.
  • Pengawasan dan penegakan hukum untuk pencegahan pembakaran hutan dan lahan.
  • Pemulihan habitat gambut dan hutan bakau untuk menyerap emisi GRK.

4. Peningkatan Kesadaran Masyarakat

  • Kampanye dan edukasi untuk mengubah perilaku masyarakat peduli lingkungan.
  • Program penghijauan di perkotaan melalui penanaman pohon.
  • Dukungan terhadap komunitas dan aktivis lingkungan.
  • Pemberdayaan masyarakat untuk monitor kualitas udara setempat.

Kesimpulan

Kualitas udara di Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan akan semakin memburuk akibat meningkatnya emisi dari berbagai sektor. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan mengingat beragam dampak buruk yang ditimbulkannya bagi kesehatan dan lingkungan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang komprehensif dari semua pihak untuk mengatasi permasalahan ini. Pemerintah harus segera menerapkan kebijakan pengendalian polusi yang efektif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Dengan kerja sama yang baik, kita tentu bisa mewujudkan kualitas udara yang lebih baik untuk Indonesia di masa mendatang.

FAQ tentang Kualitas Udara Indonesia

Apa saja parameter kualitas udara yang diukur KLHK?

KLHK mengukur 5 parameter utama kualitas udara, yaitu: kadar PM10, PM2.5, SO2, NO2, CO, dan O3. Parameter ini kemudian diolah menjadi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).

Seberapa sering pemantauan kualitas udara dilakukan KLHK?

KLHK melakukan pemantauan kualitas udara secara rutin setiap hari di 346 titik pemantauan di seluruh Indonesia. Data kualitas udara kemudian dianalisis dan dipublikasikan setiap jam, harian, bulanan, dan tahunan.

Apakah ada sanksi bagi industri yang melanggar baku mutu emisi?

Ya, industri yang terbukti melampaui baku mutu emisi udara yang ditetapkan dapat dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan, atau pencabutan izin operasi.

Bagaimana cara menjaga kesehatan paru-paru di lingkungan dengan polusi tinggi?

Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, menghindari berolahraga di pagi dan sore hari, menggunakan purifier ruangan di rumah dan kantor, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan paru-paru.

Apakah pemerintah punya rencana konkret untuk mengatasi polusi udara di Indonesia?

Pemerintah telah merencanakan berbagai program seperti pengembangan transportasi ramah lingkungan, peningkatan angkutan massal, penerapan Euro 4, peremajaan armada angkutan umum, dan lainnya. Namun implementasinya perlu terus dijalankan secara konsisten.

Tinggalkan komentar